Kebutuhan Tinggi, Ada Peluang Kerja Perawat Indonesia di AS

By Admin


nusakini.com-Chicago-Delegasi Indonesia berkunjung ke Chicago dan Milwaukee, AS untuk menjajaki peluang kerja perawat Indonesia di negara tersebut. Delegasi Indonesia terdiri dari wakil-wakil BNP2TKI, Kementerian Luar Negeri RI, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Brawijaya. 

Perawat profesional lulusan Indonesia mempunyai kesempatan untuk bekerja di AS dan mempunyai daya saing yang tidak kalah dengan perawat dari negara lainnya, antara lain seperti Filipina dan India, untuk mengisi kekurangan tenaga perawat di sejumlah rumah sakit di berbagai negara bagian AS. 

“Agar dapat bekerja di AS, perawat lulusan Indonesia harus memiliki lisensi yng dikeluarkan oleh nursing board negara bagian setempat. Untuk mendapatkan lisensi dimaksud perawat lulusan Indonesia harus menjalani sejumlah ujian, antara lain yaitu lulus ujian NCLEX (National Council Licensure Exam),memiliki pendidikan yang setara dengan perawat AS yang dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh CGFNS (Commission on Graduates of Foreign Nursing School), lulus ujian TOEFL (Test of English as Foreign Language) dan tidak memililiki catatan kriminal. Mereka yang lulus NCLEX akan dapat pula bekerja di Kanada dan Selandia Baru saat ini, dan menjelang akhir tahun 2019 akan dapat bekerja di Australia. Selama ini perawat lulusan Indonesia yang akan mengikuti ujian NCLEX harus datang ke negara yang memiliki pusat ujian NCLEX seperti Filipina", kata Konsul Jenderal Indonesia di Chicago Rosmalawati Chalid​.  

“Hasil kunjungan Delegasi Indonesia diharapkan akan dapat membawa hasil antara lain berupa pendirian pusat ujian NCLEX di Indonesia di masa yang akan datang", kata Konjen Chalid menambahkan. 

“Berdasarkan data yang kami peroleh dari KJRI Chicago, saat ini terdapat lebih dari 2.000 lowongan kerja bagi perawat yang memiliki berbagai spesialisasi di berbagai rumah sakit di 13 negara bagian di kawasan Midwest yang menjadi wilayah kerja KJRI Chicago, yaitu Illinois, Indiana Iowa, Kansas, Kentucky, Michigan, Minnesota, Missouri, Nebraska, North Dakota, Ohio, South Dakota dan Wisconsin", kata Deputi KLN dan Promosi BNP2TKI Elia Rosalina 

Untuk penjajakan kemungkinan pendirian pusat ujian NCLEX di Indonesia dan kerjasama dengan lembaga pendidikan setempat untuk pelatihan NCLEX serta program magang di rumah sakit setempat, Delegasi Indonesia mengadakan sejumlah pertemuan dengan pemangku kepentingan di AS. Pertemuan-pertemuan dilakukan dengan David Benton, CEO National Council State Boards of Nursing (NCSBN), sebuah lembaga yang berwenang mengeluarkan ujian NCLEX yang berpusat di Chicago serta Presiden dan CEO CGFNS, Dr. Franklin Shaffer dan Ms. Jessica Baer, Acting Secretary of the Illinois Department of Financial and Professional Regulation (IDFPR). 

Selain itu Delegasi Indonesia juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah perguruan tinggi untuk penjajakan kerjasama pendidikan perawat untuk persiapan ujian NCLEX, yaitu School of Health Sciences Milwaukee Area Technical College, Milwaukee School of Engineering (MSOE) School of Nursing, University of Wisconsin-Milwaukee College of Nursing, Chamberlain University dan Columbia College. Delegasi juga melakukan kunjungan ke St. Ann Center for Intergenerational Care dan Ascension Columbia St. Maruy's Hospital di Milwaukee yang memiliki program magang bagi perawat. 

Kunjungan berjalan sukses dengan tercapainya sejumlah kesepakatan kerjasama, yaitu antara Pemerintah Indonesia dengan NCSBN mengenai kerja sama di bidang kompetensi keperawatan, termasuk kemungkinan pendirian pusat ujian NCLEX di Indonesia; dengan CGFNS untuk penyetaraan kurikulum dan dengan St. Ann Center for Intergenerational Care untuk kerja sama dalam bidang pemagangan perawat Indonesia di AS.  

Selain itu tercapai kerjasama di bidang pendidikan keperawatan antara Universitas Gadjah Mada dengan Milwaukee School of Engineering (MSOE) School of Nursing dan University of Wisconsin-Milwaukee College of Nursing. Saya harapkan berbagai kesepakatan kerja sama tersebut akan dapat membuka peluang bagi perawat lulusan Indonesia bekerja di AS di masa mendatang. 

Hasil-hasil kunjungan akan segera ditindaklanjuti oleh sebuah tim yang beranggotakan unsur-unsur dari berbagai kementerian terkait, sehingga hasil-hasil kesepakatan yang dicapai dapat segera dilaksanakan. 

The U.S. Department of Health and Human Services menyatakan pada tahun 2000 AS kekurangan registered nurse (RN) sebesar 111.000, yang meningkat menjadi 275.000 pada tahun 2010 dan akan meningkat hampir tiga kali lipat dengan jumlah mencapai 800.000 pada tahun 2020. 

Hal ini antara lain disebabkan oleh cukup besarnya jumlah perawat yang sudah berusia lanjut (55-65 tahun). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Illinois Center for Nursing pada tahun 2014, 40% RN telah berusia antara 55-65 tahun dan 30% dari mereka akan pensiun pada masa lima tahun mendatang. Demikian pula halnya dengan Licensed Pratical Nurse (LPN), sebanyak 27% telah berusia antara 55-64 tahun dan akan pensiun dalam masa 5 tahun mendatang. 

Kondisi tersebut telah mendorong sektor pelayanan kesehatan publik dan privat untuk mencari jalan keluar guna mengatasi kekurangan tenaga RN dan LPN. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan rekrutmen dan mempekerjakan perawat asing. (p/ab)